Minggu, 23 Juni 2013

Cerita Perkosaan - Feby Sang Adik KU

loading

Nama-ku Bambam, semenjak berumur
empat tahun aku diangkat anak oleh
keluarga keturunan Chinese karena ibuku
yang adalah pembantu keluarga mereka
meninggal akibat kebocoran gas,
sedangkan ayahku yang tidak
bertanggung jawab telah pergi
meninggalkannya sejak aku di kandungan
ibuku, bahkan melihat wajahnya pun aku
tidak pernah.
Keluarga ibuku di kampung terlalu miskin
sampai mengurus keluarga mereka pun
sulit sehingga keberatan menerimaku.
Untunglah keluarga majikan ibuku cukup
baik dengan mengangkatku sebagai
anaknya, mereka sangat menyayangiku
namun semenjak kelahiran anak
perempuan mereka perlahan namun pasti
perhatian dan kasih sayang mereka
kepadaku mulai berkurang, nama anak
perempuan mereka Feby, perhatian
mereka yang berlebih kepada Feby
membuat Feby tumbuh menjadi seorang
gadis yang tinggi hati.
Jika ada masalah orang tuaku selalu
memenangkan Feby dan menyalahkanku.
Oleh karena Orang tua angkatku sibuk
berbisnis mereka tidak memperhatikan
perkembangan Feby yang semakin hari
semakin buruk dan walaupun aku berusia
lebih tua dibandingkan usia Feby tetapi
Feby tidak memandang sebelah mata
kepadaku. Hal ini terus berlanjut sampai
Feby berusia 15 tahun dan aku berusia 18
tahunan, Feby duduk di kelas 3 SMP
sedangkan aku duduk dikelas 3 SMU.
Feby kini tumbuh menjadi seorang gadis
yang benar benar cantik dan bodynya
benar benar membuat jantung-ku selalu
berdetak dengan kencang. Sedangkan
aku sendiri tidak ada bedanya dengan
pembantu seperti kedua orang tua
kandungku.
Hari itu benar benar cerah dan aku
mendengar langkah Feby yang baru
pulang sekolah , seperti biasanya Feby
melepas sepatunya dengan sembarangan
dan juga kaus kakinya dengan
sembarangan dilemparkan entah kemana
“Heh!!! Bambam beresin tuh , aku mau
isitirahat dibelakang jangan berani
ganggu!!!” Feby membentakku Aku
dengan tenang membereskan sepatu dan
kaus kaki Feby , semula jika Feby
melakukan hal seperti itu aku selalu kesal
namun kini aku tidak merasa kesal lagi
kepada Feby, karena aku mengetahui
rahasia Feby , bahkan Orang tua Feby
tidak mengetahui rahasia ini. Aku tahu
bahwa sebentar lagi Feby akan
mempertontonkan sesuatu yang bisa
membuatku terhibur dengan perlakuannya
yang memang benar benar kasar.
Rahasia kecil Feby : gadis itu suka
membaca majalah dewasa yang entah
didapatkannya dari mana dan hal ini
cuma aku saja yang tahu ! tapi ini cuma
rahasia kecil masih ada rahasia yang
lebih besar. Rahasia ini rahasia istimewa
dengan pemeran utama wanitanya Feby ,
Feby lebih asik dan wah ketimbang
pemain Film Blue.
Setelah selesai membereskan sepatu
Feby aku cepat cepat menyelinap
kebelakang, dan aku segera mengambil
tempat biasa dibalik pohon besar yang
ada dikebun belakang rumah itu. Aku
menanti dengan sabar dan aku melihat
pemeran utama wanita sudah mulai
kelihatan, Feby kulihat memeriksa
keadaan sekeliling dan aku menggeser
posisi-ku sehingga tidak kelihatan oleh
Feby, setelah yakin aman kulihat Feby
duduk dengan santai dibangku kebun
sambil membuka sebuah majalah
kesukaannya , sambil duduk Feby
semakin mengangkangkan pahanya , hal
ini tentu saja membuat mataku melotot
melihat isi rok seragam feby dan kini
Wow Feby membuka kancing bajunya
satu persatu sehingga mataku semakin
terbuka lebar melihat tingkah laku Feby
yang semakin membuatku terangsang ,
Feby mulai meremas remas buah
dadanya sendiri , tiba tiba aku-pun
berpikir mungkin hal ini yang membuat
buah dada dan body Feby semakin
menggiurkan. Aksi Feby semakin
meningkat ia menarik kain segitiganya
dan gilanya tangan Feby mulai mengusap
ngusap dengan lembut daerah
kemaluannya dan aku mendengar Feby
mendesah desah dengan hebat “Ahh…
hhhhsshh!” Feby mengeliat geliat
perlahan dan tubuh Feby tampak
mengejang dengan kencang selanjutnya
terkulai lemas, aku melihat sesuatu
meleleh dari milik Feby. Aku bertanya –
tanya kenapa Feby enggak menyuruhku
untuk membersihkan cairan putih kental
yang pasti terasa enak dimulut-ku, kalau
aku disuruh Feby aku pasti bersedia
membersihkan daerah vagina Feby
dengan lidahku sampai benar benar
bersih. Setelah selesai Feby dengan
tenang bangkit dan merapikan
pakaiannya, kemudian ia berlalu menuju
kamarnya yang terletak dilantai dua.
Rahasia Feby yang satu ini yang paling
asik dan paling ku sukai, bisa dibilang
aku adalah satu – satunya orang yang
mengetahui peristiwa hebat yang sudah
dilakukan oleh Feby. Terus terang
semenjak aku sering mengintip Feby aku
sering masturbasi dengan
membayangkan sedang melakukan hal –
hal yang mengasikkan bersama dengan
Feby…duhhhh Febyy!!!!!!Pikiranku selalu
ngeres jika mendengar nama itu disebut !
Ahhh.
Hari itu sepertinya hujan akan turun
dengan lebat, untungnya aku sudah
sampai dirumah terlebih dahulu, mata-ku
memandang tidak tenang , bisa – bisa
batal dehh pertunjukan hari ini, walaupun
batal cuma sehari tapi aku merasa was –
was. Hujan mulai turun disertai bunyi
petir bersambutan , aku mendengar suara
orang berlari – lari “Brengsekkk
Bambam!!!” Aku mendengar Feby
berteriak memanggil namaku “Ambilinn
handuk cepetttttt….!!!!” Feby
memerintahkan-ku mengambil air , aku
menuruti keinginannya. Feby tampak
cemberut dan seperti biasanya melempar
sepatunya dimana – mana “Huuuuhhh
hujannn brengsekkkk…. Bambam
cepeeett!!! Dasar” Feby dengan kasar
merebut handuk yang kuambilkan. Aku
melihat Feby tampak tidak tenang
menunggu hujan berhenti dan ia sering
menengok kebun dibelakang rumah , aku
sudah tahu Feby pasti sudah enggak
sabar untuk mengeluarkan sesuatu dari
dalam isi rok SMPnya. Agak lama juga
hujan baru berhenti dan aku melihat
wajah Feby tampak senang melihat hujan
sudah berhenti “Hehh bambang kamu
jangan berani mengganggu-ku, aku mau
istirahat dikebun belakang Ngertiiiii!!!
Awass kalau kamu menggangu”Feby
membentakku. Aku melihat Feby berlalu
kekamarnya dan dengan tergesa gesa
aku segera mengambil posisi mengintai
karena hujan lebat maka tanah
ditempatku mengintai menjadi becek dan
licin tentu saja hal ini membuatku
semakin berhati – hati, tidak berapa
lama aku melihat Feby , dengan santai ini
duduk dibangku kebun dan mengeluarkan
majalahnya, Aku melihat Feby mulai
bergerak dengan erotis sambil meremas
– remas buah dadanya sendiri.
Aku sudah tidak sabar ingin melihat yang
lebih Syurrr!!!.. tapi entah kenapa kali ini
Feby cuma meremas – remas buah
dadanya dengan gerakan yang erotis, Aku
menunggu cukup lama sambil ngos –
ngosan melihat gerakan – gerakan Feby
dan akhirnya setelah lama sekali aku
menunggu….. Aku melihat Feby mulai
membuka kancing bajunya satu persatu
dan menyibakkan Rok Seragam SMPnya
keatas… Glek aku menelan ludah
menyaksikan Pemandangan yang selalu
kutunggu – tunggu bila Feby pulang
sekolah , Uhh…rupanya Feby sudah siap
melakukan sesuatu, Wow…mataku sampai
melotot melihat Feby mulai mengelus –
ngelus bagian kemaluannya yang masih
tertutup kain segitiga berwarna putih
dengan lembut disertai erangan erangan
yang benar benar membuatku terangsang
berat , Feby semakin mengangkang dan
tiba – tiba “Pleset… Blukkkk…” Aku
terpeleset.
“Aaaawww!!” Feby menjerit karena kaget
ia segera merapikan pakaiannya yang
terbuka disana – sini.
“Bambammmmmmm!!!! Brengsekkk
daasarrr anak punguttt!!!”Feby memaki
diriku yang tediam dan “Plakkkkk…
Plakkkkkkkkk”Feby menamparku sehingga
aku terjatuh ditanah yang berlumpur tidak
puas sampai disitu Feby meludahi
wajahku “Cuhhhhhhh… dasar monyet
ngak tau diriii…” kemudian Feby dengan
kesal berlalu meninggalkanku. Perlahan –
lahan aku bangkit berdiri dan berjalan
menuju kamar mandi, pakaianku kotor
oleh Lumpur ,dikamar mandi sambil
melamun aku membasuh diriku sampai
benar – benar bersih, aku memikirkan
kata – kata Feby yang sangat menyakiti
hatiku , amarahku membara sepanas
lahar gunung berapi, selain itu entah
kenapa kemaluanku semakin panjang dan
tegang karena selalu mengingat
pemandangan yang benar-benar
menggairahkan.
Entah apa yang kupikirkan , aku keluar
dari kamar mandi dalam keadaan
telanjang bulat dan naik kelantai dua
menuju kamar Feby. Aku melihat Feby
sedang memejamkan matanya sambil
bermalas – malasan diatas ranjang, pintu
kamar Feby terbuka lebar , dengan
perlahan aku mendekati kamar Feby dan
dengan hati – hati aku menutup dan
mengunci pintu kamar Feby “Klikkk”Suara
kunci terdengar dengan cukup jelas, Feby
terbangun karena mendengar kunci
“Ahh…..” ia terkejut melihatku berdiri
dengan telanjang bulat namun itu Cuma
sesaat selanjutnya ia marah besar
“Hehhh…. Bambamm kamu ngapainnn…
keluarr!!!!!! Dasar kacung rendahan!” Feby
menghampiriku dan hendak menamparku
“Aduh…. Brengsekkkkkk!!!!”Feby meringis
ketika aku menangkis tamparannya
rupanya ia kesakitan. Aku tersenyum
menangkap tangan Feby yang berusaha
menamparku lagi kemudian aku bertarung
dengannya , Feby mencakar – cakar
sampai tubuhku terluka dimana – mana
terutama dibagian pundak dan dadaku
namun akhirnya aku menang karena Feby
kini berhasil kutaklukkan dan kuikat
kedua tangannya pada pinggiran ranjang
dengan seutas kain yang kusobek dari
kelambu di kamar Feby. “Bambam
lepasinnnnn…kurang ajar Bambam” Feby
meronta – ronta “Hehhhh dasar tuliii…
denger ngakk!!!!”Feby meronta dengan
sekuat tenaga namun aku dengan tenang
berlutut dipinggiran ranjang dekat kaki
Feby , mataku menjelajahi tubuh Feby
tanganku terjulur mengelus kaki Feby
“Aduhhh Hehhhh dasar ngak tahu diri…
jangan kurang ajar kamu…. Anak
pungut!!!!”Feby menendang tanganku
dengan kakinya. Biarpun ditendang hal itu
tidak membuatku jera aku kembali
berusaha menjamah kaki Feby sambil kini
menyibakkan rok seragam.
Mataku melotot melihat kemulusan paha
Feby wahhh!…Feby berusaha menendang
lagi kali ini aku menangkap perg*****an
kaki kirinyanya, karena kaki kirinya
tertangkap Feby menendanggkan kaki
kanannya , tapi itu semuanya sia – sia
aku dengan mudah menangkap kaki
Kanan Feby. Kedua tanganku
mengangkangkan Kaki Feby dan mulutku
menciumi paha dan kaki Feby yang masih
meronta – ronta dan berteriak teriak
memaki diriku. Wangi tubuh Feby
semakin membuatku bernafsu, aku kini
menerkam tubuh Feby sambil mebukai
kancing baju seragamnya satu persatu
“Awww!!”Feby menjerit ketika kutindih
tubuhnya , Feby meronta – ronta dan
berteriak teriak berusaha melakukan
perlawanan , aku semakin kuat memeluk
pinggang Feby yang ramping sambil
membenamkan wajahku pada bagian
tengah buah dadanya yang sudah
terbuka , nafasku memburu , mengendus
ngendus harumnya bagian buah dada
Feby , mulutku mulai menciumi kesana
kemari. Dengan kasar tanganku menarik
kedua cup penutup dada Feby sehingga
buah dadanya tersembul dengan bebas
“Awww… kuranggg ajar
bambammmmmmm.. kamuuuu hehhhh
brengsekk Setann”Feby terus meronta –
ronta. Mataku sampai berkunang kunang
melihat buah dada Feby yang halus ,
putih dan harum dihadapan wajahku,
tanpa buang waktu aku langsung
menyantap buah dada Feby bahkan
sesekali aku menggigit dengan gemas
buah dada Feby yang menjerit kesakitan
“Aduhhhhh aww sakit aaakkhh!” Feby
menjerit dan memakiku tapi aku tidak
peduli aku terus melumat sambil sesekali
menggigit puting susu Feby yang
berwarna kemerahan, puting susu Feby
sudah tegak dan juga bulatan dada Feby
sudah semakin kencang tanda kalau Feby
mulai terangsang namun Feby masih
melakukan perlawanan. Kepalaku
semakin turun dan kini berada di
hadapan kemaluan Feby yang masih
terbungkus kain segitiga putih. Aku
menghirup dalam dalam aroma kain itu
yang terasa membangkitkan birahiku,
lama sekali aku menghirup hirup
wanginya daerah kemaluan Feby yang
aromanya lembut , aku mulai bosan dan
ingin melihat penghuni kain segitiga Feby
dengan sejelas jelasnya maka kedua
tanganku berusaha menyentakkan kain
itu kebawah
“Ahhh…jangan! Bajingan kau!” Feby
semakin kuat meronta ronta. Dalam hati
aku kagum juga dengan tenaga Feby,
untungnya aku mengikat kedua
tangannya. Wow jantungku berdetak
dengan kencang melihat permukaan
kemaluan Feby yang masih botak
(seharusnya Cewe SMP kelas tiga sudah
ada bulu jembutnya tapi punya Feby
belum tumbuh!!!!). Aku menjilat bibir
Vagina Feby , Feby berontak dan terus
berontak, aku yang merasa terganggu kini
mengikat kedua kaki Feby keatas , aku
mengikat kedua kaki Feby pada tangan
Feby sehingga kini ia benar – benar
merupakan mangsa yang empuk, aku
kembali mendekati bagian Vagina Feby
tanganku mencengkram pinggulnya dan
menjilati vagina Feby dengan kasar..
sambil berkali – kali aku menghisap kuat
– kuat lubang vagina Feby semakin kuat
aku menghisap semakin kuat Feby
mengerang dan “Bammbam Brenggg
sekkk…. Lepasiinnnnn…
Arhhhhhhhh….”Tubuh Feby tiba tiba
bergetar dengan kuat…. “Cret…… Crot…..
Crott”Air kental itu keluar dan meleleh
dari sela sela Vagina Feby , Feby terkulai
lemas, ten****ya juga mulai banyak
berkurang, keringat mengucur dengan
deras dari tubuhnya. Aku menjilati vagina
Feby sampai kering dan bersih, setelah
itu aku menciumi pangkal paha Feby dan
mengelus ngelus paha Feby yang terasa
lembut dan mengasikkan. Dalam pikiran-
ku mendadak terlintas sesuatu. Aku ingat
waktu aku menonton Film Blue aku
melihat pemain pria memasukkan
penisnya kedalam anus pemain wanita
dan akupun berencana melakukan hal itu
maka Aku mulai menggunakan telunjukku
menekan – nekan anus Feby, Anus Feby
mendadak berkerut ketika kusentuh dan
hal ini membuatku tersenyum
menyaksikan anus Feby yang berkali kali
berkerut, aku semakin senang
mempermainkan anus Feby dan kini aku
menekan kuat kuat jari telunjukku pada
tengah tengah anus Feby
“Aoww…. Aduh jangannnn sakit
heggghhh”Feby mulai menangis terisak
isak , aku terus menekan jari telunjukku
kuat – kuat, kini jari telunjukku dengan
pasti mulai masuk semakin dalam dan
dalam dan Feby semakin terisak-isak.
Aku mulai mengeluar masukkan jari
telunjukku kedalam anus Feby kini aku
memasukkan dua jariku mengocok
ngocok anus Feby “Aduhhhh….duhhhhh
Aouuuh”Feby meringis – ringis, Aku kini
menggeser tubuhku dan mendekatkan
kepala kemaluanku pada lubang anus
Feby dengan paksa aku mendobrak
lubang anus Feby “Bam jangannnn Aduhh
aaggggghh…ampun!” Feby mengerang
sambil memejamkan matanya rapat –
rapat ketika kepala kemaluanku
membongkar liang Anus Feby, tapi
Ehhhhhh… Feby jadi agak anehhh waktu
aku tusuk semakin dalam dengan
penisku, lidah Feby sedikit menjulur
keluar.. dan wajah Feby menjadi semakin
sensual. Aku benar-benar bernafsu, aku
semakin lama semakin kuat mengeluar
masukkan penisku kedalam anusnya,
apalagi kini Feby enggak menangis lagi
malah ia memandangiku dengan tatapan
matanya yang sayu dan juga lidahnya
yang secara tidak sengaja menjadi
terjulur – julur ketika kusodok sodok
dengan kuat liang anusnya. Tanganku
meremas remas buah dadanya feby
sambil terus mengocok – ngocok dan
tidak berapa lama “Unggghhhh…. Mmm..
Crottt…crott!” Feby terkapar kembali. Aku
biarkan Feby beristirahat sebentar
kemudian aku mencabut penisku dari
dalam anusnya kini aku mengarahkannya
pada liang vagina Feby “Ahhh… jangannn
Bam …jangan…ampun… ngakkkk mau”
Feby kembali menangis dengan tiba tiba.
“Udah coba aja dulu… pasti kamu suka
koq”Aku menjawab dengan santai sambil
menggesek gesekkan kepala kemaluanku
pada lubang vagina Feby. Aku mulai
menekan dengan kuat namun kepala
kemaluanku malah terpeleset karena
daerah vagina Feby terlalu licin tapi aku
tidak putus asa aku terus menekan –
nekan, setelah mencoba sebanyak 5 kali
akhirnya kepala kemaluanku mulai dapat
menyelam kedalam jepitan bibir vagina
Feby “Bambam jangan… ahhh jangannn
enggakk!!!!!!”Feby benar – benar
ketakutan dan ia menjerit jerit.
Jeritan Feby malah membuatku semakin
mendorongkan penisku sampai terasa
ada sesuatu didalam vagina Feby yang
menahal lajunya kepala kemaluanku.
Hmmmmm…. Aku yakin inilah dinding
pusaka milik Feby yang cuma ada satu
satunya didunia dan enggak bisa
digantikan atau diperbaiki, aku
mengambil ancang – ancang dan
“Jrebbb… Jrebb”sekuat tenaga aku
menghentak-hentakkankan penisku
berusaha menjebol dinding pusaka itu
dan berhasil! Sementara Feby menangis
dengan kencang sampai terisak – isak
Aku tetap memompa penisku sambil
menciumi Feby. Uhhhh…nikmatnya…dan
aku semakin kencang memompa –
mompa liang vagina Feby, lama kelamaan
tangisan Feby berubah menjadi erangan
dan kemudian menjadi desahan desahan
dan rintihan. Mata Feby yang masih
basah memandangiku yang masih terus
memompanya dengan kuat sehingga
tubuh Feby tersentak – sentak diatas
ranjang, Feby memandangiku dengan
tatapan matanya sayu dan kurasakan
sinar mata Feby menjadi lembut. Aku
balas memandanginya mata Feby yang
terpejam pejam ketika kusentak-
sentakkan penisku dengan kuat dan
“Serrrrrr…. Crot.. Achhh” Feby
menggelepar dalam terkaman nafsu
birahiku. Aku menarik keluar penisku dari
dalam vagina Feby, Aku melihat ada
cairan meleleh keluar ketika aku
mencabut penisku dan itu adalah cairan
kenikmatan Feby yang tercampur dengan
merahnya darah keperawanan Feby.
Penisku tampak masih segar bugar dan
terasa tegang maka aku kali ini kembali
menusukkan kepala penisku pada liang
anus Feby, basahnya penisku oleh air
mani Feby yang licin mempermudah
kepala penisku untuk kembali menyelinap
pada liang anus Feby “Unggghh…” Feby
mengeluh ketika kusentakkan kepala
penisku , aku semakin menekan penisku
kedalam dan mengunjungi kembali lubang
anus Feby. Air Mani Feby yang menempel
pada penisku seakan akan menjadi
pelumas sehingga aku merasakan
pergesekan antara lubang anus Feby
yang sempit terasa semakin mengasikkan
dan akupun semakin cepat memacu
penisku maju mundur menggesek liang
anus Feby.
“Hhhh… nnnhhhhh… ngggghh”Suara Feby
benar benar mengasikkan untuk didengar
ketika aku memompa – mompa semakin
kuat dan cepat, aku mencengkram
pinggul Feby dan terus mempercepat
kocokanku, mataku melihat buah dada
Feby bergerak dalam irama yang
mengasikkan apalagi tubuh Feby kini
berkeringat sehingga air keringat
membuat kulitnya yang putih dan mulus
bagaikan mengkilap , benar – benar
pemadangan yang sedap dipandang oleh
mata. Lama kelamaan aku merasakan
ada sesuatu yang mendesak ingin keluar
tapi aku tetap bertahan aku tidak rela jika
hanya keluar sendirian maka sambil terus
menyentak – nyentakkan penisku
menyodomi Feby aku menggosok –
gosok klitoris Feby dengan agak kuat.
“Ouch… Nggggg… Mhhhhh”Feby tidak
dapat menahan seranganku. “Sert…cret…
crot……”tidak berapa lama aku juga
memuntahkan sesuatu yang terasa
sangat enak dan nikmatnya dari dalam
penisku didalam anus Feby. Aku memeluk
kuat kuat tubuh Feby yang masih
terengah – engah karena kecapaian.
Benar – benar luar biasa kenikmatan
yang bisa kunikmati dari tubuh Feby,
perlahan – lahan nafas kami berdua
berubah menjadi tenang, dengan santai
aku mencabut penisku dari dalam liang
anus Feby. Aku tersenyum melihat Feby
yang memandangiku dengan tatapan
matanya yang tampak kecapaian, aku
bangkit dari atas tubuh Feby dan keluar
dari dalam kamar Feby, dari dalam
kulkas aku mengambil sebotol air dingin
dan dengan lahap aku meneguk air dingin
yang menyegarkan, setelah beristirahat
sebentar aku kembali kekamar Feby, aku
melihat Feby yang mengeliat – geliat
pertamanya sihhh aku curiga Feby
hendak melepaskan diri namun Feby
hanya mengeliatkan tubuhnya.
Hmm…mungkinkah Feby merasa pegal
karena kuikat? he he hehehe…. Aku
mendekati Feby kembali lalu aku
menyodorkan botol minuman kedekat
mulutnya dan Feby meminum habis tanpa
sisa setetespun. Aku kini membaringkan
tubuhku disisi Feby tanganku bergerak
melepaskan ikatan pada kaki Feby dan
Feby mengeliat – geliatkan tubuhnya ,
aku membantu memijat mijat bagian
pinggul Feby yang pasti terasa sangat
pegal, terutama pinggul bagian belakang,
mataku melirik vagina Feby, rupanya Feby
baru menyadari kalau sedari tadi ia
mengangkang sehingga mataku dapat
menikmati keindahan Vagina Feby yang
mengasikkan makanya ia langsung
merapatkan kedua paha serapat mungkin
dan berusaha menggeser posisi pinggul
seakan – akan hendak menyembunyikan
wilayah terpenting pada tubuhnya. Aku
merasakan penisku kembali tegang kini
tanganku meraba – raba ketiak Feby dan
mulai mendekatkan mulutku pada ketiak
Feby yang terbuka lebar karena kedua
tangan Feby kuikat keatas, aku menjilati
ketiak Feby sampai Feby mengeluh dan
merintih – rintih kegelian aku berusaha
untuk membangkitkan gairah Feby ,
Duhhhh ketiak Feby harum dan terasa
lembut dilidahku, akupun tidak segan –
segan lagi menghisap – hisap ketiak
Feby dengan agak kasar, sambil
menghisap – hisap, tanganku mulai
membelai – belai buah dada Feby,
kuremas buah dada Feby dengan lembut ,
Feby semakin sering merintih – rintih,
Aku melihat Feby terpejam – pejam dan
mulutnya setengah terbuka sehingga
menambah cantik wajahnya aku mulai
menggeluti tubuh Feby tanganku
melingkar memeluk pinggang Feby dan
yang satu lagi memeluk punggung Feby.
Aku mendekatkan wajahku pada wajah
Feby dan langsung mencium bibirnya
yang agak terbuka, aku mengisap dengan
lembut namun semakin lama hisapanku
semakin kuat dan membara “Hmm…
Mmmhh”suara mulut Feby tersumpal
mulutku yang sedang asik menghisap dan
mengait – ngait lidah Feby, Feby agak
meronta dan nafasnya semakin memburu
rupanya Feby mulai kehabisan nafas tapi
aku malah semakin kuat memeluk tubuh
Feby dan semakin kuat menghisap
mulutnya aku ingin menghisap dan
membersihkan mulut Feby yang sering
dipakai untuk memakiku. Lama juga aku
bertarung mulut dengan Feby aku
akhirnya melepaskan mulutku dari mulut
Feby, “Ahh…Hhh…hhhhhhh”Aku melihat
Feby menarik nafasnya panjang –
panjang , mata Feby memandangiku
dengan tatapannya yang sayu.Aku
melepaskan tangannya sebelah kiri dan
kemudian yang sebelah kanan, tubuh
Feby mengeliat dalam pelukanku , aku
memijat mijat bagian pundak Feby yang
pasti terasa pegal, Aku merasa senang
berhasil menjinakkan Feby yang semula
begitu garang melakukan perlawanan,
tangannya yang sering dipakai menampar
wajahku kini terkulai lemah tanpa
tenaga , mulutnya yang sering memakiku
kini merintih rintih dan terasa sangat
merdu ditelingaku.Aku mulai
mempermainkan buah dada Feby yang
terasa semakin mengeras dan semakin
kenyal, jari tanganku juga semakin sering
menarik – narik perlahan puting susu
Feby kemudian kulanjutkan aksiku
meremas – remas buah dada Feby
dengan telapak tanganku berada dibagian
bawah buah dadanya yang lembut.
Tanganku kemudian meraba bagian
kemaluan Feby dan ternyata Feby sudah
basah, aku lalu menggeser posisiku. Aku
berlutut diatas ranjang, kedua tanganku
menarik kedua kaki Feby dalam posisi
mengangkang dan menaruhnya
dipundakku sebelah kiri dan sebelah
kanan, aku mengeser posisiku sehingga
kini kepala kemaluanku berada dihadapan
bibir vagina Feby, aku menggesek –
gesekkan kepala penisku sampai terasa
geli karena licinnya bibir vagina Feby, aku
menekan memasukkan kepala penisku
dan bibir vagina Feby tanpa banyak
komentar langsung menelan kepala
penisku , aku memegangi kedua kaki
Feby dan menghentakkan penisku kuat
kuat “Ahhhhhhhhhhhhhh…. “Feby menjerit
kecil ketika aku menyentakkan penisku
kedalam vaginanya selanjutnya aku
memacu penisku dengan cepat dan kuat.
“Engggggg… Unghhhh Ahh!”tangan Feby
menahan perutku dan aku berhenti sambil
memandanginya , selanjutnya aku
kembali menghajar vagina Feby habis –
habisan sampai Feby menjerit – jerit kecil
menahan seranganku yang semakin
hebat , tangan Feby menggapai – gapai
mencari pegangan dan meraih guling
sambil memeluk guling itu kuat – kuat,
aku terus melakukan serangan serangan
dan melesatkan penisku dengan kuat –
kuat memanah lubang vagina Feby yang
semakin lama semakin terasa
mengasikkan untuk dipanah dan
“Crottt…. Crrttt….. crrtttt”aku melihat
Mata Feby terpejam rapat disertai
tubuhnya yang menggelepar merasakan
rasa nikmat, aku membiarkan Feby
menikmati rasa nikmat itu sampai tuntas,
kemudian aku menurunkan kedua kaki
Feby , tanganku menarik guling yang
sedang dipeluk oleh Feby dan
melemparkan guling itu kelantai
selanjutnya aku menjatuhkan tubuhku dan
memeluk punggung Feby dan menghentak
– hentakkan penisku, kaki Feby yang
biasanya dipakai untuk menendang tulang
keringku kini menjepit tubuhku yang
semakin kuat menghentak – hentakkan,
kedua tangannya yang tadinya dipakai
memeluk guling kini dipakainya untuk
memelukku , agak lama aku merasakan
pelukan Feby semakin kuat dan kedua
kakinya semakin kencang menjepit
tubuhku , aku mendengar dengar suara –
suara yang merdu keluar dari mulutnya
“Engghhh Owwhhh crottttttt…. Crrt”Aku
merasakan pelukan Feby yang semula
kencang kini melemah, aku terus
menghentak – hentak dengan kuat
karena aku merasakan sesuatu akan
keluar dari penisku dan “Crrt..
Croottt”kini gantian aku yang memeluk
kuat – kuat tubuh Feby, nafasku
tersengal-sengal bergabung dengan nafas
Feby yang juga memburu dengan
kencang dan kuat bagaikan sedang habis
berlari.
Hari itu aku tertidur sambil menindih
tubuh Feby dan rasanya sangat
menyenangkan, keesokan harinya aku
bangun lebih dahulu dari Feby yang
memang pemalas, Aduhhh!!!!! Begitu turun
dari ranjang rasanya kedua kakiku lemas,
dengkulku terasa akan lepas dari
sendirnya, tiba- tiba aku teringat hari ini
hari Rabu , biasanya orang tua angkatku
pulang, aku langsung bangkit dan
memakaikan pakaian tidur untuk Feby
yang masih tertidur, setelah beres kini
giliranku yang pakai baju….namun aku
mendengar suara mobil dari kejauhan dan
itu suara mobil orang tua angkatku!!! aku
panik dan berlari menuju kamarku dalam
keadaan telanjang bulat. Hari Rabu itu
Feby mendadak demam , aku dimarahi
karena tidak menjaga Feby dengan baik,
aku disuruh menunggu rumah sedangkan
orang tua angkatku mengantar Feby ke
dokter. Feby diberi izin untuk beristirahat
dirumah oleh dokter sedangkan orang tua
angkatku dengan penuh perhatian
merawat Feby sampai demam Feby
sembuh selama tiga hari.
Pada hari yang keempat kondisi Feby
berangsur membaik tapi ia masih harus
istirahat, kedua orang tua angkatku
harus segera pergi lagi menyelesaikan
urusan bisnisnya dan kembali
mempercayakan anak gadisnya padaku.
Dengan girang aku memasuki ke kamar
tidurnya, kubuka perlahan-lahan pintu
itu. Feby masih tertidur, aku berdiri di
pinggir ranjang mengguncang tubuhnya.
Ia membuka-matanya perlahan-lahan
lalu matanya membelakak kaget,
wajahnya ketakutan sambil menggeleng-
geleng kepalanya melihat diriku yang
berdiri di sampingnya sambil menyeringai
jahat.
“Tidakkkk!!!” jeritnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar